The Last of Us
The Last of Us Part III: Babak Baru dalam Dunia Pascakehancuran, Sejak pertama kali dirilis pada 2013, The Last of Us telah menjadi tolok ukur dalam dunia video game, terutama dalam hal narasi mendalam, karakter kuat, dan pengalaman bermain yang emosional. Setelah kesuksesan The Last of Us Part II pada tahun 2020, para penggemar menantikan kelanjutan kisah dunia yang suram namun manusiawi ini. Akhirnya, The Last of Us Part III diumumkan sebagai lanjutan kisah epik yang kini kembali membawa pemain ke dalam konflik batin, pertarungan moral, dan dinamika hubungan manusia yang rapuh.
Kembali ke Dunia yang Retak
The Last of Us Part III tetap berlatar di dunia pasca-pandemi, di mana infeksi jamur Cordyceps telah mengubah sebagian besar manusia menjadi makhluk ganas. Namun kali ini, tema yang diangkat lebih filosofis dan reflektif. Dunia dalam game semakin suram, masyarakat yang tersisa lebih brutal, dan pilihan moral semakin abu-abu.
Kisah kali ini tidak hanya melanjutkan cerita Ellie, tetapi memperkenalkan karakter-karakter baru yang memiliki latar belakang kuat dan perspektif yang segar. Naughty Dog, pengembang game ini, tampaknya ingin mengajak pemain melihat dunia dari berbagai sisi—bukan hanya dari “pahlawan” atau “penjahat”, melainkan dari manusia yang berjuang di tengah kekacauan.
Cerita: Luka Lama dan Jalan Baru
Setelah peristiwa tragis di Part II, Ellie hidup dalam keterasingan. Trauma dan rasa bersalah terus menghantui dirinya. Dalam Part III, Ellie kembali dihadapkan pada konflik baru yang berkaitan dengan penyebaran infeksi yang mengalami mutasi. Sebuah organisasi ilmiah yang tersisa dari dunia sebelum pandemi, yang dikenal sebagai “The Eden Project,” mengklaim menemukan cara untuk menstabilkan atau bahkan menyembuhkan infeksi melalui eksperimen genetik.
Namun, pendekatan mereka kontroversial dan etis dipertanyakan—mereka menggunakan manusia sebagai subjek uji coba. Ellie, dengan masa lalunya yang rumit dan hubungannya dengan kekebalannya terhadap Cordyceps, kembali terlibat, bukan karena dia ingin, tapi karena takdir seolah menariknya masuk ke dalam konflik baru ini.
Cerita dalam Part III sangat personal, menggali lebih dalam bagaimana trauma membentuk seseorang, dan apakah pengampunan benar-benar mungkin dalam dunia yang penuh kekerasan. Dalam perjalanan ini, Ellie juga bertemu karakter baru seperti Alex—a scientist muda yang terjebak antara sains dan kemanusiaan—dan Jamila, seorang pemimpin komunitas yang menentang eksperimen Eden Project.